Selasa, 25 April 2017

pp-iptek taman mini

Nama: Alfian Wicaksono
Npm  : 10516567
Kelas: 1PA08


SEJARAH PUSAT PERAGAAN IPTEK

Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung sementara Terminal B Skylift-TMII, berlantai 2 seluas 1.000 m2. Sejumlah alat peraga telah dibuat sendiri oleh tenaga ahli dari Puslitbang KIM-LIPI, LUK BPPT, BATAN, juga sumbangan dari industri strategis dan IBM.
PP-IPTEK akhirnya menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995Konsultan Perencana PT. Tripanoto Sri telah merancang bangunan seluas 24.000 m2 di atas area seluas 42.300 m2. Sejak saat itu telah tersedia sarana pembelajaran iptek yang memberi kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan mempelajari rahasia dan gejala alam yang diperagakan, mempelajari dengan menggunakan indera pendengar, pencium, dan peraba melalui manipulasi, operasi dan eksperimen. Melalui peragaan dan program, pengunjung diberi kesempatan untuk menjajagi fenomena dan khasanah iptek secara mandiri, keluarga dan kelompok, agar memberi inspirasi dan meningkatkan daya kretivitas dan inovasi.
Saya mendapat tugas lapangan untuk mengunjungi PP-IPTEK Taman Mini Indonesia Indah, begitu lengkapnya alat peraga yang berada di PP-IPTEK untuk semua kalangan mulai dari TK,SD,SMP,SMA dan Umum yang dapat di sentuh,dipegang, dan dimainkan secara langsung oleh kita sendiri. Di sana terdapat beberapa wahana seperti: wahana Listrik dan Magnet, Getaran dan Gelombang, wahana flu burung, wahana pandemi influenza, wahana taman jurassic dan masih banyak lagi.
Saya mencoba beberapa alat peraga yang telah di sediakan, akan saya jelaskan cara dan keterangan beberapa alat peraga dibawah ini:

RESONATOR



  • Tekanlah tombol
  • Atur frekuensi (kecepatan) putaran motor melalui “potensiometer”
  •  Perhatikan apa yang terjadi pada batang panjang?
  •  Perhatikan yang terjadi pada batang pendek
  • Atur kembali frekuensinya
  • Lalu perhatikan kembali apa yang terjadi
Keterangan: suatu benda akan mengalami resonasi jika frekuensi alamiah benda tersebut sama dengan frekuensi benda lain. Dan dalam hal ini motor berfungsi sebagai resonator. Jika frekuensi putaran motor sama dengan frekuensi batang, maka batang akan bergetar. Frekuensi alamiah untuk masing-masing batang pada alat peraga berbeda, sehingga untuk menggetarkannya dibutuhkan frekuensi yang berbeda pula.


TITIK BERAT




  •         Letakkan penumpu benda peraga pada ujung tiang dengan posisi tidur
  •         Apakah benda terjatuh?
  •        Apakah posisi benda setimbang?

 Keterangan: titik berat benda ada pada titik tumpu (di bagian tengah benda). Bila titik tumpu ini ditopang, maka benda berada pada posisi setimbang sehinga tidak jatuh.

SEISMOMETER



  •          Diam sejenak dan jangan bergerak
  •          Perhatikan grafik getaran pada layar monitor
  •         Cobalah hentakan kaki ke base
  •         Perhatikan grafik getaran pada layar monitor, apa yang terjadi?

 Keterangan: seismometer (seismograf) merupakan perangkat pengukur dan pencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismometer terdiri dari bandul pemberat dan semacam pensil. Saat getaran terjadi pergerakan pensil tersebut mencatatnya dalam bentuk seismogram.

RUMAH GEMPA


Begitu simulasi dimulai, simulasi gempa awalnya hanya berupa guncangan lemah, namun semakin lama semakin keras. Saat guncangan semakin keras perabotan rumah tangga yang sudah di dekor di dalam rumah simulasi gempa tersebut berdentuman,bergoncang akibat kerasnya guncangan, simulasi berlangsung singkat akan tetapi kita bisa merasakan sensasi gempa bumi.
Selain wahana diatas disana terdapat juga wahana pandemi influenza, yaitu wahana yang membahas seputar penyakit influenza dimulai dari penyebab influenza dan penyebaran virus tersebut.
Wahana flu burung, disini kita bisa mengetahui apa itu flu burung serta cara melakukan tindakan pencegahan penularannya dan juga kita bisa mengetahui memelihara unggas secara bertanggung jawab
Cukup sekian postingan saya kali ini dengan beberapa percobaan alat peraga di PP-IPTEK, semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan. Terimakasih.


Sumber: http://ppiptek.ristekdikti.go.id/sejarah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar